Monday, January 22, 2018

Ayat-Ayat Tentang Risalah Kenabian

MAKALAH TAFSIR
AYAT-AYAT TENTANG RISALAH

Hana 'Ainul Mardiyah


BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Risalah yang berarti tugas kerasulan untuk menyampaikan ajaran Allah swt berupa wahyu kepada manusia. Risalah ini tak cukup dalam kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah rasul. Kitabullah dan sunnah Rasululloh merupakan sumber pokok ajaran islam yang pelaksanaanya dicontohkan oleh rosululloh, dan agama merupakan fitrah bagi manusia.
Dalam bahasa, risalah itu dapat diartikan berita, atau pesan. Misalnya dalam konteks kerosulan Nabi Muhammad, risalah Muhammad berarti ajaran Allah swt yang dibawa nabi Muhammad saw.
Pada umumnya Allah swt menurunkan wahyu kepada rosul melalui malaikat, dan hanya beberapa wahyu yang diterima secara langsung. Wahyu merupakan norma (wadl’un’ila hiyun) yang melandasi sistem berpikir dan pola perilaku manusia. Sistem dan norma ini mengatur tata hubungan manusia dengan khalik, manusia dengan dirinya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan makhluk lain.[1]






2.      Rumusan Masalah

1.      Bagaimana isi dari surat An-Nahl ayat 36 ?
2.      Bagimana isi dari surat Al-Baqarah ayat 121, 136, 213, dan 214 ?
3.      Bagaimana isi dari surat Al-Hadid ayat 27 ?


3.      Tujuan

1.      Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui isi dari surat An-Nahl ayat 36
2.      Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui isi dari surat Al-Baqarah ayat 121, 136, 213, dan 214
3.      Agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui isi dari surat Al-Hadid ayat 27






BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Surat An-Nahl  
Ayat 36
وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ
 وَلا آبَاؤُنَا وَلا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ 
Dan berkatalah orang-orang musyrik, “Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu tanpa (izin)-Nya”. Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas tanpa Rasul selain dari menyampaikan (amanat) Allah dengan terang. (35)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ 
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu,”maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orag-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kedudukan orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul. (36)

إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ 
Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong. (37)
·         Munasabah
Di Surat An-Nahl ayat 36 terdapat munasabah (kolerasi) antara ayat sebelumnya yaitu ayat 35 dan sesudahnya di ayat 37.
·         Pokok Kandungan
Tiap-tiap umat di utus seorang Nabi untuk menyembah Allah SW
·         Tafsir  Menurut Ibnu Katsir
Allah berfirman menceritakan bagaiman orang-orang musyrik itu membenarkan syiriknya dengan alasan bahwa keadaan itulah yang dikehendaki Allah. Mereka berkata, “Andaikan Allah menghendaki, niscaya kami tidak menyembah sesuatu selain Dia dan tidak mengharamkan sesuatu tanpa izin dan perintah-Nya.” Allah menolak uzur dan alasan yang mereka buat-buat itu. Mereka telah dilarang melakukan apa yang mereka lakukan itu dan diperintah lewat Rasul-rasul-Nya agar mereka hanya menyembah kepada Allah dan menjauhi thaghut serta penyembahan kepada tuhan selain Dia.
Allah berfirman, bahwa sejak timbulnya benih syirik dan benih kufur dalam kehidupan umat manusia (Bani Adam), Allah mengutus kepada tiap umat dan tiap kaum Rasul-rasul-Nya yang dimulai dengan Nabi Nuh a.s dan diakhiri dengan Nabi Muhammad saw yang risalahnya menjangkau uamat manusia seluruhnya yang berada di bawah kolong langit ini dan menjangkau juga jenis makhluk Allah yang disebut Jin. [2]

·         Asbabul Nuzul
Pada Surat An-Nahl ayat 36 tidak terdapat Asbabul Nuzulnya atau sebab turunnya ayat.
·         Dari surat An-Nahl ayat 36 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1)      Perlawanan terhadap kezaliman dan penguasa lalim, merupakan tugas utama para nabi.
2)      Agama dan politik bukan dua hal yang terpisah karena penerimaan agama tidak dapat menyatu dengan penerimaan kekuasaan zalim.
3)      Sunnah Allah tentang masyarakat dan sejarah berlaku di setiap masa. Oleh karena itu dengan perenungan mendalam kita dapat memilih jalan yang benar untuk masa depan kita.[3]


2.2.Surat Al-Baqarah

Ayat 121,

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ
 هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ
 مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauannya  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (120)

 الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepada-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (121)
·         Munasabah
Pada surat Al-Baqarah ayat 121 adanya kolerasi antara ayat sebelumnya yaitu ayat 120.
·         Pokok Kandungan
1.      Tidak merubah dan menta'wilkan Al Kitab sekehendak hatinya.
2.      Larangan mengikuti Yahudi dan Nasrani
3.      Orang-orang yang diberikan al-Kitab

·         Tafsir Menurut Ibnu Katsir
 “Golongan Yahudi dan Nasrani tidak akan puas atau rela kepadamu sebelum kamu mengikuti agama dan kehendak mereka. Kerahkan tenaga dan usahamu pada apa yang ditugaskan Allah kepadamu untuk mencapai ridho Allah semata. Hanya itulah jalan satu-satuya untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhiratmu. Juga katakan kepada mereka, bahwa petunjuk yang sebenarnya hanyalah wahyu dari Allah. Itulah agama yang benar dan jalan yang lurus, yang sempurna dan meliputi semua kepentingan dunia akhirat”.
Kemudian pada penutup ayat ada ancaman, jika sampai mengikuti jejak dan siasat Yahudi dan Nasrani sesudah menerima tuntunan Allah dalam Al-Quran dan tuntunan Rasulullah saw, maka tak ada seorang pun yang akan melindungi atau membela.

·         Menurut Mufasir Ibnu Mas’ud r.a. mengatakan, bahwa arti ayat:
يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِه  ,ialah: Mereka mengikuti ajaran dengan benar, menghalalkan yang dihalalkan, mengharamkan yang diharamkan, membacanya dengan tepat menurut apa yang diturunkan dan tidak menakwilkan suatu hukum yang menyimpang dari tujuannya. 
·         Menurut Mufasir Al-Hasan al-Bashri makna ayat itu ialah:
“Mereka mengamalkan ayat yang muhkam dan percaya pada ayat mutasyabih, serta menyerahkan apa yang sulit begi mereka kepada yang mengetahuinya.”[4]
·         Asbabul Nuzul
Dari Surat Al-Baqarah ayat 121  tidak terdapat asbabun nuzul  atau sebab turunnya ayat.
·         Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1.      Al-Quran selalu menghadapi para penentang, dengan tetap menjaga keadilan dan kejujuran. Ayat ini menyebutkan, meskipun mayoritas ahli kitab tidak bersedia menerima Islam, tetapi mereka yang menerima Kitab Samawi adalah orang baik.
2.      Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa membaca ayat-ayat al-Quran walaupun dengan suara merdu dan lagu yang indah saja tidak cukup. Karena yang mendatangkan hidayah dan kebahagiaan manusia adalah tadabbur dan perenungan ayat-ayat al-Quran. Yang demikian itulah yang disebut oleh al-Quran sebagai pembacaan Kitab Suci dengan cara yang benar.[5]



Surat Al-Baqarah ayat 136
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
 وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ
 مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah ( hai orang-orang mukmin ): ‘kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (136)
·         Munasabah
Di surat Al-Baqarah ayat 136 tidak ada korelasi antara ayat sebelumnya dan sesudahnya.
·         Pokok Kandungan
1.      Beriman kepada Allah
2.      Agama Nabi Ibrahim

·         Tafsir Menurut Ibnu Katsir
Dalam ayat ini, Allah menuntun hamba-Nya yang beriman, supaya beriman (percaya) kepada apa yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad saw. Secara rinci dan mempercayai semua yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya yang terdahulu secara global, baik yang namanya disebutkan maupun tidak, sehingga tidak membedakan seorang pun diantara mereka.
Demikian pernyataan Allah, karena itu dalam ayat 136 ini hamba Allah yang beriman dituntun supaya beriman dituntun supaya kepada semua rasul dan kitab mereka meskipun secara global, tidak rinci.
Abu Hurairah r.a. berkata, “Orang-orang ahli kitab biasa membaca kitab Taurat dalam bahasa Ibrani, lalu mereka terjemahkan ke dalam bahasa Arab kepada orang-orang Islam.”
·         Maka Nabi saw. Bersabda:
“Jangan kamu percaya kepada ahli kitab dan jangan pula kamu dustakan, dan katakanlah: ‘Kami percaya kepada Allah dan apa yang diturunkan oleh Allah”.”(HR.Bukhari)[6]
·         Asbabul Nuzul
Dari Surat Al-Baqarah ayat 121  tidak terdapat asbabun nuzul  atau sebab turunnya ayat.
·         Pelajaran yang dapat dipetik:
Nabi ilahi sebagaimana guru sebuah sekolah yang masing-masing mengajar sekelompok orang di zaman tertentu sesuai dengan kemampuan mereka sampai ketika datang nabi terakhir yang diutus untuk umat manusia moderen, maka Allah Swt menurunkan kitab yang paling lengkap dan sempurna untuk memberi hidayah umat tersebut.[7]
Al-Baqarah Ayat 213

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ
 مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ
إِلا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisikan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberikan petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” ( 213)
·         Munasabah
Surat Al-Baqarah ayat 213 tidak adanya kolerasi antara ayat sebelum dan sesudahnya.
·         Pokok kandungan
1.      Allah mengutus para Rasul
2.      Allah menurunkan Kitab yang benar

·         Tafsir Menurut Ibnu Katsir
Ibnu Jabir meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a yang mengatakan, bahwa tenggang masa antara Adam dengan Nuh kira-kira sepuluh generasi, semuanya mengikuti syariat yang hak, kemudian berselisih, maka Allah mengutus para nabi sebagai pembawa berita gembira dan peringatan. Demikianlah menurut bacaan Abdullah bin Mas’ud r.a Ayat itu berarti: “Dulunya manusia merupakan satu umat, kemudian berselisih, maka Allah mengutus para nabi, dan nabi pertama yang diutus ialah nabi Nuh as. Perselisihan yang pertama ialah tentang sebab musabab, sehingga menimbulkan penyembahan terhadab berhala maka Allah mengutus nabi Nuh as.”
Allah menurunkan kitab yang hak kepada para Nabi, yang mutlak kebenarannya dan tidak mengandung keraguan sedikitpun, untuk dijadikan landasan hukum dalam menghadapi perselisihan diantara manusia. Dan mereka yang telah menerima penjelasan al-Kitab tidak berselisih, kecuali karena iri hati dan mempertahankan kepentingan masing-masing”.[8]
·         Asbabul Nuzul
Dari Surat Al-Baqarah ayat 213  tidak terdapat asbabun nuzul  atau sebab turunnya ayat.
·         Dari  ayat 213  terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.      Masyarakat memerlukan undang-undang dan penguasa, dan sebaik-baik undang-undang adalah kitab-kitab samawi, dan sebaik-baik penguasa adalah para nabi dan para pemimpin agama.
2.      Cara yang terbaik bagi menyelesaikan perselisihan antara manusia di dalam berbagai persoalan keluarga dan sosial, adalah pasrah di hadapan undang-undang Allah. [9]

Al-Baqarah Ayat 214

 أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ
 مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ
 مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (214)
·         Munasabah
Surat Al-Baqarah ayat 214 tidak adanya kolerasi antara ayat sebelum dan sesudahnya.
·         Pokok Kandungan
1.      Berbagai cobaan bagi para pengikutnya
2.      Menunggu pertolongan Allah

·         Tafsir Menurut Ibnu Katsir
Khabbab bin Art r.a berkata” Ya Rasulullah saw., tidakkah Engkau memintakan pertolongan untuk kami, tidakkah Engkau berdoa kepada Allah untuk kami ? “ maka Nabi saw bersabdah yang artinya:
“Sesungguhnya umat yang sebelummu ada seseorang diantara mereka yang disiksa, meletakkan diatas kepalanya gergaji, lalu ia di belah dengan gergaji itu dari atas kepadanya hingga telapak kakinya. Namun hal itu tidak mengubah kenyakinan agamanya. Adapun yang antara daging dan tulangnya disisir dengan sisir besi, tetapi hal itu tidak mengubah kenyakinan agamanya. Demi Allah, pasti Allah, pasti Allah akan menyempurnakan agama ini sehinggga orang dapat berjalan dari Shan’an (ibu kota yaman) ke Hadramaunt tanpa ada yang ditakuti, kecuali allah dan serigala yang mengancam kambingnya. Tetapi kalian adalah umat yang tergesa-gesa.”
Ayat ini sama dengan ayat 2-3 surat Al-ankabut, yang artinya:
“ Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan saja berkata, “ Kami telah beriman, “ sedangkan mereka tidak diuji lagi ? dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.” [10]
·         Asbabul Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 214
Dalam suatau riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (Q.S.2 Al-Baqarah: 214) bersangutan dengan peristiwa perang ahzab. Ketika itu Nabi Muhammad saw, mendapat berbagai kesulitan yang sangat hebat dan kepungan musuh yang sangat ketat. Ayat ini menunjukkkan bahwa perjuangan itu meminta pengorbanan. (Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq dari Ma’mar yang bersumber dari Qatadah).[11]
·         Dari ayat 214 terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1)      Berharap masuk surga tanpa menempuh kepahitan adalah harapan yang salah.
2)      Ujian merupakan salah satu sunnah Allah bagi semua manusia agar setiap manusia dapat menemukan dan menunjukkan jati dirinya.[12]

2.3  Surat Al-Hadid ayat 27

Ayat 26
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا وَإِبْرَاهِيمَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ فَمِنْهُمْ مُهْتَدٍ
 وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

“ Sesungguhnya Kami tela mengutus Nabi Nuh dan Ibrahim, dan Kami jadikan dari keturunan keduannya kenabian dan kitab, maka di antara mereka ada yang mendapat hidayat; dan kebanyakan juga fasiq”. (26)

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الإنْجِيلَ وَجَعَلْنَا
 فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ
 إِلا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ
أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“ Kemudian Kami berikutkan di belakang mereka utusan-utusan Kami dan Kami berikutkan pada mereka Isa bin Maryam dan Kami berikan kepadanya kitab Injil, dan Kami jadikan ddalam hati para pengikutnya rasa belas kasih dan sayang serta rabaniyah ( tidak kawin ) yang mereka buat-buat sendiri Kami tidak mewajibkan mereka, mereka lakukan itu semata-mata karena ingin mencapai rida Allah, tetapi mereka tidak menjaganya dengan baik. Maka kami memberikan pahala kepada mereka (orang-orang) yang beriman sedang kebanyakan mereka fasiq (tidak dapat menjaga diri terhadap larangan Allah dan pelanggaran agama). (27)
·         Munasabah
Dari surat Al-Hadid ayat 27 terdapat kolerasi antara ayat sebelumnya yaitu ayat 26
·         Pokok Kandungan
1.      Tidak ada rahbaniyyah (kerahiban) dalam agama islam
2.      Keadaan orang-orang munafik di hari kiamat; hakikat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat; tujuan penciptaan besi; tujuan diutusnya para rasul; kehidupan kerahiban dalam agama Nasrani bukan berasal dari ajaran Nabi Isa a.s, melainkan kepada orang-orang bakhil dan orang yang menyuruh orang-orang lain berbuat bakhil.


·         Tafsir Menurut Ibnu Katsir
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul sesudah Nabi Nuh dan Ibrahim A.s, kecuali dari turunan keduanya sehingga nabi Isa dan Nabi Muhammmad Saw, sebagai  rasul yang terakhir, maka siapa yang diberikan hidayat dialah yang mendapat hidayat dan taufiq, sebaliknya siapa yang tidak diberikan hidayat maka ia hanya menurutkan keinginan syahwat hawa nafsunya sehingga ia menjadi orang fasiq, zalim, kafir, musyrik. Maka demikian itu adalah contoh daripada tersesat dari jalan Allah.
Kemudian Allah mengatakan bahwa mereka, pengikut Isa, telah membuat hukum Rahbaniyah yang mereka buat sendiri sehingga dalam agama disebut bid’ah, karena pada mulanya memang tidak ada yaitu hukum tiap pendeta laki atau wanita dilarang kawin, pada mulanya tujuan mereka untuk dapat melaksanakan ibadah secara penuh tidak dipengaruhi oleh syahwat hawa nafsu, hanya semata-mata ingin mendapatkan rida Allah.
Allah tidak mengatakan yang demikian itu tidak baik, kecuali menyatakan sayang bahwa mereka tidak kuat dan tidak dapat memeliharanya dengan baik yaitu menahan diri dari perkawinan yang halal, tiba-tiba mereka terjerumus dalam gejala perzinaan yang tidak dapat terelakkan, karena itulah Allah berfirman, “Famaa ra’auhaa haqqa ri’aayatiha”: Maka mereka tidak dapat menjaganya, mempertahankanya dengan seaik-baiknya.”
Nyatalah bahwa seorang dalam beragama cukup mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah tanpa menambah ataupun menguranginya, sebab tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada yang telah ditetapkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bagi umatnya. Kemudian Allah menyatakan, “Maka Kami memberi pahala kepada mereka yang beriman, tetapi kebanyakan mereka fasiq melanggar agama.”
·         Asbabul Nuzul
Dari Surat Al-Baqarah ayat 213  tidak terdapat asbabun nuzul  atau sebab turunnya ayat.
·         Pelajaran yang dapat dipetik adalah:
1.      Kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah harus mengikuti ajarannya dan menjauhi semua larangannya.
2.      Adanya hukuman bagi orang-orang yang mendustakan / yang tidak patuh akan perintahnya.



BAB III
PENUTUP

4    KESIMPULAN
      Dari penjelasan surat An-Nahl ayat 36 bahwasannya menceritakan bagaiman orang-orang musyrik itu membenarkan syiriknya dengan alasan bahwa keadaan itulah yang dikehendaki Allah. Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwasannya tugas seorang nabi adalah memberantas perlawanan atas kezaliman para penguasa lalim.
Surat Al-baqarah ayat 121 menjelaskan tentang Golongan Yahudi dan Nasrani tidak akan puas atau rela kepadamu sebelum kamu mengikuti agama dan kehendak mereka. Kemudian pada penutup ayat ada ancaman, jika sampai mengikuti jejak dan siasat Yahudi dan Nasrani sesudah menerima tuntunan Allah dalam Al-Quran dan tuntunan Rasulullah saw, maka tak ada seorang pun yang akan melindungi atau membela. Pelajaran yang dapat dipetik adalah Al-Quran selalu menghadapi para penentang, dengan tetap menjaga keadilan dan kejujuran. Ayat ini menyebutkan, meskipun mayoritas ahli kitab tidak bersedia menerima Islam, tetapi mereka yang menerima Kitab Samawi adalah orang baik.
Surat Al-Baqarah ayat 136 menjelaskan tentang Allah menuntun hamba-Nya yang beriman, supaya beriman (percaya) kepada apa yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad saw.
Surat  Al-Baqarah ayat 213 menjelaskan tentang Allah menurunkan kitab yang hak kepada para Nabi, yang mutlak kebenarannya dan tidak mengandung keraguan sedikitpun, untuk dijadikan landasan hukum dalam menghadapi perselisihan diantara manusia.
Surat Al-Baqarah ayat 214 menjelaskan tentang cobaan agar manusia meminta pertolongan kepada-Nya dan berharap masuk surga padahal Allah belum memberikan sebuah cobaan yang pahit.
Surat Al-Hadid ayat 27 menjelaskan Allah tidak mengutus seorang rasul sesudah Nabi Nuh dan Ibrahim A.s, kecuali dari turunan keduanya sehingga nabi Isa dan Nabi Muhammmad Saw, sebagai  rasul yang terakhir, maka siapa yang diberikan hidayat dialah yang mendapat hidayat dan taufiq, sebaliknya siapa yang tidak diberikan hidayat maka ia hanya menurutkan keinginan syahwat hawa nafsunya sehingga ia menjadi orang fasiq, zalim, kafir, musyrik
Nyatalah bahwa seorang dalam beragama cukup mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah tanpa menambah ataupun menguranginya.

5.    SARAN
Melalui kesempatan ini, beberapa saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
1.      Janganlah mengikuti ajaran Agama Yahudi dan Nasrani sebagai contoh: mereyakan valentin dan mengikuti budaya mereka yaitu pada saat tahun baru . Sesungguhnya mereka mempunyai sebuah visi dan misi untuk menghancurkan umat Islam.
2.      Jadilah umat islam yang baik dan patuh sebagai mana telah dikatakan oleh seorang Nabi yang di utus oleh Allah SWT.






DAFTAR PUSTAKA

Bahreisy Salim dan Said. 2002. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1. Surabaya: PT Bina Ilmu
Bahreisy Salim dan Said. 1988. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Surabaya: PT Bina Ilmu
Bahreisy Salim dan Said. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Surabaya: PT Bina Ilmu
Saleh dan Dahlan, dkk. 2000. Asbabun Nuzul. Bandung: Diponegoro







[1] http://more-makalah.blogspot.co.id/2011/05/makalah-risalah-dan-keharusan-memeluk.html
[2] Salim Bahreisy dan Said bahreisy. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4.  (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988).  Hlm 599-560.
[3] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/83183-Tafsir_Al-Quran,_Surat_An-Nahl_Ayat_35-37
[4] Salim Bahreisy dan Said bahreisy. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 .  (Surabaya: PT Bina Ilmu,  2002).  Hlm  225-226.
[5] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/38734-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Baqarah_Ayat_118-123
[6] Ibid. Hlm 266-268.
[7] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/38957-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Baqarah_Ayat_134-138
[8] Ibid. Hlm 404.
[9] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/41192-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Baqarah_Ayat_210-213
[10] Ibid. Hlm 407-408.
[11] Shaleh dan Dahlan. Asbabun Nuzul. (Bandung: Penerbit Diponegoro). Hlm 68.
[12] http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/41432-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Baqarah_Ayat_214-218